Keluarga Alumni KAMMI (KAKAMMI) kembali menggelar diskusi. Kali ini (18/9/2021) diskusi seri 11 membedah tuntas bagaimana sejarah aktivis Islam (Intelektual, politisi, akademisi) dalam melahirkan sekaligus menjaga Pancasila.
Pancasila dikaji dalam perspektif sejarah sekaligus diproyeksikan dengan tetap melihat situasi dan perkembangan sosial politik kontemporer. Sejarah sebagai pisau bedah digunakan secara cerdas untuk menjelaskan bagaimana para tokoh saling berargumen untuk merumuskan konsepsi-konsepsi besar rumusan bangsa yang ketika itu masih sangat muda dan masih mencari jatidiri.
“Pancasila dan umat Islam, juga para aktivisnya memang punya relasi yang kuat. Pancasila sebagai “bahasa tengah” dari berbagai perbedaan harus dipandang secara proporsional dan sebagai jembatan yang menghubungkan sejumlah cita-cita dan harapan bangsa” kata Dr. Mukhamad Najib S.TP. MM selaku Ketua Presidium Nasional KAKAMMI.
Dikatakan lebih lanjut, dalam perjalanan sejarah Indonesia, sebenarnya di sana pula mengalir secara harmoni sejarah para aktivis Islam.
Hadir sebagai pembicara seorang sejarawan dan dosen sejarah UNNES Semarang, menyinggung relasi umat Islam dan negara sendiri yang cukup dinamis. Kadang mengalami ketegangan, kadang juga harmonis. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah persoalan relasi politik yang terjadi. Acara yang dihadiri oleh Alumni KAMMI dari berbagai daerah ini mendiskusikan juga bagaimana posisi aktivis Islam kekinian dalam menyikapi Pancasila.
“Para aktivis Islam idealnya melihat Pancasila ini adalah bahasa pemersatu dalam konteks menjembatani beragam unsur yang ada dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Mukhamad Sokheh. MA. selaku narasumber.
Shokheh melanjutkan bahwa aktivis muslim harus bersikap negarawan, siap mengakomodasi perbedaan karena memang kenyataannya bangsa ini lahir dari keberagaman. Islam sendiri merupakan ajaran yang moderat, sehingga Pancasila seharusnya bisa menjadi jembatan bagi semua warga bangsa.
“Para aktivis Islam juga tidak boleh merasa menjadi pihak tertuduh jika ada yang menjadikan tuduhan radikalisme atau tidak Pancasilais. Toh dari sejarahnya yang panjang, para pemuka umat, Ulama dan para aktivis Islam sejak awal telah dengan lapang dada mewakafkan Pancasila ini sebagai kunci membangun bangsa yang sejahtera dan beradab. Juga adil dan makmur,” tuturnya.
Dalam kesimpulan akhirnya, Shoheh mengatakan bahwa : Pertama, pengalaman sejarah dialektika dan monopoli tafsir Pancasila. Belajar pada kenyataan sejarah itu, format internalisasi Pancasila oleh umat Islam harus memberi tempat kepada historisitas, realitas sosial, aktualitas dan tantangan nyata kebangsaan di masa depan.
Kedua, kecenderungan mengerasnya tensi ketegangan antara “Politik agama dan Represi negara”, maka aktivis Islam mesti mampu menjadi pioneer reaktualisasi Pancasila dan nasionalisme untuk dijadikan ‘proyek bersama’ menuju negara kesejahteraan
Ketiga, Umat Islam harus mampu menghadapi kecenderungan global dengan tetap berpijak di aras lokal. Spirit kewargaan aktivis Islam mesti tumbuh dan masuk ke “ruang kebangsaan’ berkolaborasi dengan segenap elemen bangsa, melampaui agama, ras dan suku dan golongan sebagai komunitas setara
“Agenda ke depan, kita memerlukan reaktualisasi Pancasila, di mana Pancasila ditafsirkan untuk mewujudkan kesejahteraan, bukan malah menjadi sebab ketegangan ideologis, itulah jalan bagaimana seharusnya KAKAMMI menjaga Pancasila,” tutupnya.
[Nana/Yons/alumnikammi.org)
Keluarga Alumni KAMMI (KAKAMMI) kembali gelar diskusi. Kali ini akan membedah tuntas bagaimana sejarah aktivis Islam (Intelektual, politisi, akademisi) dalam melahirkan sekaligus menjaga... Read More
“Seonggok kemanusiaan terkapar. Siapa yang mengaku bertanggung jawab? Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya, semua atau sebagiannya” – Rahmat Abdullah Beberapa waktu... Read More
Baru- baru ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memfasilitasi penandatanganan merger terhadap tiga bank syariah yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan... Read More
Aksi sosial kembali dilakukan oleh Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAKAMMI). Kali ini, dilakukan oleh KAKAMMI NTB (31/7/2020) yang tebarkan 5 sapi... Read More
JAKARTA | Munculnya Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendapatkan penolakan dari berbagai kalangan. Draf RUU... Read More
No comment for Upaya KAKAMMI Menjaga Pancasila